Breaking News

Miptahudin, Sang Nahkoda Partai Dakwah Banten


Saya itu sebenarnya cuma pengatur irama saja. Maka saya memberikan ruang seluas-luasnya bagi para kader PKS untuk mengeluarkan kreativitasnya masing-masing sesuai kafaah (keahlian) yang dimiliki.
~ Miptahudin ~


Pembawaanya tenang, kalem, namun ia adalah seorang kreator, organisatoris dan visioner. Lahir di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten pada 20 Oktober 1971. Ia adalah Miptahudin, sang nahkoda Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Banten.

Karir politiknya dimulai ketika ia bergabung dengan PKS beberapa tahun silam sampai ia menjadi wakil rakyat di DPRD Provinsi Banten hingga saat ini. Bagi Miptah, sapaan akrab Miptahudin, berenang atau menenggelamkan diri dalam partai dakwah adalah pilihan hidupnya.

"Seorang muslim jangan alergi atau takut dengan politik, karena di ruang itulah kebijakan strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak dibuat. Mulai dari mengalokasikan anggaran, membuat peraturan sampai pada kontrol terhadap pembangunan eksekutif. Jadi peranannya sangat strategis sehingga kita umat muslim tak boleh menjauh dari politik untuk bisa membawa perasaan umat muslim," kata Miptah.

Menjadi anggota parlemen di DPRD Banten dua periode merupakan karir politik yang ia syukuri, karena bisa memberikan warna terhadap pembangunan di Provinsi Banten. Keterampilannya dalam komunikasi dengan lintas partai, lintas ormas dan lintas usia membut Miptah mendapat tempat khusus dimata publik.

Hal ini berkat aktivitasnya semasa studi di Universitas Muhammadiah, Jakarta. Miptah pernah menjadi aktivis di Ikatan Mahasiswa Muhammadiah (IMM), Badan Eksekutif Mahasiswa UMJ.

Karir Miptahudin
Sebelum menjadi tokoh masyarakat di Kabupaten Tangerang dan anggota DPRD Provinsi Banten, Miptah pernah menjadi seorang dosen di Universitas Muhammadiah Jakarta. Bahkan ia pernah menjadi Dekan di kampus tersebut. di usia yang terbilang cukup muda. Tak heran membuat orang tidak menyangka kalau ia adalah seorang Dekan.

Pernah kejadian unik saat Miptah satu lift dengan seorang profesor di kampus. Sang profesor mengira kalau saya mahasiswa yang akan diwisuda, karena saat itu memang ada acara wisuda. "Dik, mau diwisuda ya?" tanya sang profesor. Dan Miptah dengan santai menjawab iya.

Sang profesor kaget saat Miptah duduk bersamanya sebagai civitas akademik yang akan mewisuda para mahasiswa, karena ia adalah seorang Dekan.  Pada Pemilu 2009, suami Nur Intan Soraya ini mendapatkan amanah dari PKS untuk menjadi calon anggota legislatif periode 2009-2014. Miptah menanggalkan jabatannya sebagai Dekan UMJ.

Bapak lima anak ini terpilih sebagai Anggota DPRD Provinsi Banten periode 2009-2014. Kemudian untuk kedua kalinya, Miptah memegang amanah sebagai Anggota DPRD Banten dari Fraksi PKS pada periode 2014-2019. Dan ia pun terpilih menjadi Ketua DPW PKS Banten untuk priode 2015-2020.

Manajerial Partai
Miptah sepertinya sadar betul bahwa mengelola partai tidaklah mudah, apalagi partai dakwah. Banyak hal yang mesti difikirkan, karena PKS tak sekadar mengurusi persoalan kepartaian, namun juga masalah keummatan, mulai dari masalah narkoba, dakwah, ekonomi dan bisnis, pemuda, perempuan, parenting, generasi muda, kampus, sekolah, sosial dan pendidikan.

Bebannya lumayan berat dan membutuhkan keterampilan khusus untuk mengelolanya agar partai berjalan dengan optimal. Dalam mengelola kepartaian, Miptah memilih untuk menjadi fasilitator potensi kader sehingga semua kader bisa memberikan kontribusi terhadap partai. "Saya ini cuma dirigen, pengatur ritme saja. Untuk itu kekuatan kami ada pada kader-kader yang memiliki potensi beragam dan mau bekerja untuk mengembangkan partai dakwah ini," kata Miptah

Sumber | Wawancara

BACA JUGA:

0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close