Breaking News

Gadis Mungil Disaat Jogging

Seorang gadis mungil saat main badminton di halaman Masjid Syekh Nawawi Al Bantani Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang. Dok.Foto:Karnoto


Tak lama muncul gadis mungil, lincah datang dari arah gerbang.

Setelah tiga kali putaran jogging saya istirahat sejenak di lapangan parkir sisi timur Masjid Syekh Nawawi Al-Bantani di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten. Kawasan perkantoran pemerintah Banten ini selalu ramai karena nyaman untuk jogging. Selain itu, karena masih dikelilingi perkampungan dan banyak taman jadi udaranya sejuk.

Keringat bercucuran dari bagian wajah saya karena lumayan lama. Alhamdulillah sehat. Jalan kaki menurut ilmu kesehatan membuat kita awet muda. Saran dari para pakar kesehatan minimal 30 menit setiap hari kita jalan kaki. Sembari duduk dan minum air putih saya melihat ke sekeliling. Terlihat di sekitar parkir sejumlah orang masih olahraga. Ada yang main bulu tangkis, lari dan jalan.

Jarum jam menunjukan angka 17.00 WIB, tapi suasana masih ramai. Ada yang main bulu tangkis usai jogging, ada yang lari dan ada yang hanya sekadar melihat - lihat.

Setelah rasa cape mulai berkurang lalu saya ambil kamera di tas selempang merek Eiger yang usianya sudah sepuluh tahun lebih menemani perjalanan saya, tapi masih kokoh sampai sekarang. Boleh dibilang ini tas bersejarah karena telah menemani saya sejak masih aktif menjadi jurnalis. 

Di tas inilah peralatan "perang" saya tersimpan, mulai dari kamera, payung, hardisk eksternal, power bank, topi, thumbler, pulpen, notebook, ipad dan lainnya termasuk pewangi baju yang jarang saya pakai sebenarnya sampai enam bulan masih banyak. Untuk soal pewangi saya memang kurang begitu suka, jadi alami saja.

Tas warna hitam ini saya beli 350 ribu sekira 10 tahun lalu, mungkin sekarang sampai 700 ribuan. Ukuranya sedang tapi banyak kantong serta kokoh. Saya beli tas branded bukan karena ingin dianggap keren, tapi lebih awet dan nyaman dipakai sehingga tahan lama.

"Jepret, jepret," 

Saya ambil beberapa momen orang yang sedang main bulu tangkis di halaman masjid sisi timur. Tak lama muncul gadis mungil, lincah datang dari arah gerbang. Terlihat ia membawa raket di punggungnya. Dia baru jogging dan sama seperti saya mau istirahat di halaman masjid. Dia duduk di samping saya karena rupanya menunggu temannya yang sedang jogging. "Cape Neng" tanya saya.

Kebiasaan saya yang otaknya jurnalis pasti banyak tanya. Anaknya ceria, cantik, postur tubuhnya mungil. Makanya saya mengira dia masih SMA, tapi ternyata sudah lulus dan sekarang bekerja.

"Bang fotographer ya? Tanya dia. Terlihat anaknya memang ceria, ramah. Saat berbincang dengan saya dia ceria banget, energik dan kepercayaan dirinya matang.

Supel anaknya, karena saat saya minta izin foto dia langsung bergaya khas generasi dia. "Bagi Bang nanti fotonya ya" pinta dia.

Tak lama setelah ngobrol temannya datang. Dan gadis mungil yang memakai kaos dan training hitam ini permisi sembari melambaikan tangan.

"Bang, izin ya main bulu tangkis dulu," kata dia sembari menyodorkan aku IG dia.



Bawa Mukena Saat Olahraga
Saat adzan mulai terdengar saya bergegas ke tempat wudhu yang letaknya tak jauh dari area parkir kendaraan. Terlihat gadis mungil itu masih duduk sembari kakinya diselonjorkan.  Usai wudhlu dia juga masih duduk sampai saya bilang ke dia agar shalat dulu. "Shalat neng," kata saya dan dia jawab iya. 

Usai wudhu gadis mungil itu berjalan menuju ke tempat wudhu dan berpapasan dengan saya.Di luar dugaan rupanya dia membawa mukenah sendiri yang ia taruh di box motor. "Bawa mukenah sendiri?" tanya saya. Gadis mungil ini pun menjawab dengan senyum "Iya Bang".

Mungkin terlihat sederhana cuma bawa mukenah dan shalat. Awalnya saya juga berfikir begitu tapi ketika saya berbincang lebih lama saya menyimpulkan anak ini luar biasa. Untuk seusia dia membawa mukena saat bepergian, apalagi cuma olahraga atau jogging menurut saya bukan soal mudah. Sebab sebagian pasti berfikir ribet, apalagi cuma mau jogging ngapain bawa mukena.

Disini sebenarnya entry point gadis mungil ini. Tidak mungkin kebiasaan seperti itu lahir tanpa culture, saya meyakini dia mendapatkan suasana lingkungan yang kondusif baik di rumahnya atau lingkungan dimana ia bekerja. Dan suasana yang ia dapatkan membuat gadis mungil ini terlihat ceria, energik dan punya self confidence mencukupi. 

Karakternya matang, cara dia bersikap juga dewasa melebihi usianya. Ini lompatan personality yang tidak semua orang miliki karena ini erat kaitannya dengan dimana ia tumbuh. Kepribadian yang matang hanya akan terbentuk ketika seseorang hidup di lingkungan yang bisa menjadi support system

"Semangat ya!" kata saya ke dia. Di ujung perbincangan saya kembali diperlihatkan kematangan sikap gadis mungil ini. "Makasih Bang," jawab dia.

Saya ingin sampaikan bahwa menurut Psikologi, karakter dan sikap seseorang ketika dewasa sangat ditentukan dimana orang tersebut dibentuk. Artinya ketika seseorang dibentuk dalam sebuah lingkungan yang baik, ramah, penuh kasih sayang maka dia akan tumbuh menjadi pribadi periang, dewasa dan matang dalam bersikap.

Sebaliknya, ketika seseorang dalam masa lalunya tumbuh dalam lingkungan penuh amarah, cacian, bentakan, kaku dan bermasalah maka ketika orang ini dewasa pun akan punya kepribadian bermasalah. ***

Penulis,
Karnoto

0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close