Cuti bersama Hari Waisak 2025 saya manfaatkan untuk jogging di KP3B. Saya memilih sore hari karena sekalian Shalat Maghrib di masjid yang ada di kawasan perkantoran Pemprov Banten ini.
Sore ini (Rabu, 13 Mei 2025) saya tiba di lokasi sekira pukul 16.30 WIB. Seperti biasa saya parkir motor di area sebelah timur masjid agar saat Maghrib bisa langsung ambil air wudhu.
Seperti biasa saya membawa tas yang berisi peralatan "perang" mulai dari kamera sampai headphone. Saya duduk sembari berfikir tentang pernak pernik kehidupan."Difikir -fikir Allah sayang banget dengan saya. Dia atut sedemikian rupa perjalanan hidup saya dengan detail. Kapan dan dimana sudah Dia atur," gumam saya dalam hati.
Selang beberapa menit datang sejulah gadis ke tempat dimana saya duduk. Seperti biasa saya pasti bertanya."Dari mana nih, ramai banget bawa rombongan kaya mau anterin haji saja, h ha ha" canda saya kepada mereka.
Mereka pun menjelaskan secara bergilir. Mereka masih sekolah SMK di Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Perjalanan ke KP3B sekira 30 menit. Persisnya mereka satu sekoah dan sama -sama kelas dua. "Kok cewe semua kemana pasangan kalian" canda saya ke mereka.Dengan kompak mereka menjawab bahwa tidak punya gebetan. Entah benar atau tidak tapi karena mereka mengaku jomblo maka langsung saya eksekusi agar mereka tidak pacaran
"Ga usah pacaranlah kalian, ge jelas. Menikah langsung saja nanti," kata saya dan mereka jawab setuju."Bener ga jelas," jawab salah seorang dari mereka penuh semangat. Entah juga apa karena mereka pernah terluka akibat pacaran atau baru putus, saya juga tidak mau bertanya detail soal itu.
Lalu saya biang ke mereka kalau usia mereka seperti anak saya. "Emang anaknya berapa tanya salah seorang dari mereka.Dan saya jawab jujur kalau sekarng punnya anak empat dan paling besar seusia mereka. Mereka tidak percaya kalau anak saya empat."Boong Mamang nih " kata mereka. Saya tanya kepada mereka apa yang membuat mereka tidak percaya. "Kok ga keliahatan tua Mang," tanya mereka lagi dan saya bilang ke mereka karena suka jalan kaki, minimal 30 menit setiap hari.
"Paing besar sama seperti kalian SMA. Kelas dua juga di SMAN 1 Kota Serang," kata saya. Saya bilang ke mereka apakah perlu saya menunnjukin foto anak -anak
"Biasanya orang bilangnya dikurangi, misal anak 4 bilangnya satu atau sudah punya anak bilangnya belum," kata mereka.Lalu saya bilang ke mereka, jangan menyusahkan diri sendiri. Bilang saja apa adanya. "Terus di sekolah kalian aktif dimana? OSIS atau pramuka" tanya saya.Ternyata mereka anak Paskibraka. "Wah keren. Pantes tinggi -tinggi. Ada yang lulus seleksi ga ke tingkat provinsi" tanya saya lagi.
Eh, merek bilang tidak cukup tinggi tapi harus cantik dan berduit. " Hubungannya apa cantik, berduit dengan seleksi" tanya saya lagi.Merek cuma biang Ya Gitu deh! Obrolan pun berakhir karena mereka akan memulai jogging. "Yang semangat nanti saya fotoin," kata saya ke mereka.Mereka adalah generasi mienial yamg tidak pernah baca koran cetak karena terlahir di era digitalisasi. Mereka juga tak pernah merasakan belajar memakai lampu minyal tanah karena belum ada listrik.
0 Komentar