Breaking News

Ngopi di Esthetic Bareng Ara

Ara, mahasiswi Untirta saat ngopi bareng di Esthetic Cafe Kota Serang, Selasa 3 Juni 2025. Dok/Foto:Misbah
 

Universitas Kehidupan dengan dosen beragam dan dosen malam ini adalah kalian berdua. 

Esthetic cafe, tempat ini saya kenal kali pertama dari teman teman aktivis beberapa bulan lalu. Dan malam ini, Selasa 3 Juni 2025 saya ngopi lagi di tempat ini.

Konsep tempatnya cukup nyaman dan berada di jantung Kota Serang, Provinsi Banten. Jaraknya hanya sekira 100 meter dari Mall of Serang. Nempel dengan Pintu Keluar Tol Serang Timur karena memang lahannya milik Astra Road, pengelola Tol Merak - Jakarta.

Lampu warna - warna menghiasi gapura mini tepat di pintu masuk kafe dan pagar besi yang mengelilingi kafe ini. Dan yang saya suka dari kafe ini adalah ada pemandangan sawah meski tidak luas. 

Seperti saya bilang ke Owner kafe ini bahwa orang ke kafe itu bukan untuk beli kopi tapi beli kenyamanan. "Jarang teman teman ketika diajak ke kafe lalu nanyain kopinya, yang ditanya itu tempatnya nyaman ga, enak ga buat ngobrol," kata saya ke owner kafe ini.

Mendapat input seperti itu sang owner manggut-manggut seperti mendapatkan harta karun. "Wah, ini masukan berharga banget buat kita Mas," kata dia. Dalam hati saya bilang, dia tidak tahu kalau yang di depan dia itu basicnya anak MarComm jadi ngertilah urusan psikologi pasar karena belajar soal itu.

Asal tahu saya, dulu ketika kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Marketing Communication Advertising Universitas Mercu Buana, Jakarta saya itu belajar tentang Psikologi Pasar, Komunikasi Bisnis, Psikologi Komunikasi, Branding jadi faham soal ilmu bisnis.

Kembali ke cerita kali ini. Sebenarnya janji ngopi dengan Ara dan Misbah dadakan saja, karena sebenarnya saya ada janji dengan aktivis BEM Banten.  Tapi ternyata orang yang saya tunggu agak lama jadi saya ajaklah mereka karena selama ini hanya ngobrol via whatsapp. 

Saya chat Misbah, mahasiswa salah satu kampus Islam terbesar di Kota Serang yang mengenalkan saya dengan Ara. Mereka berdua beda kampus. "Saya lagi ngopi nih, mau ngopi bareng ga? Kata saya ke dia via whatsapp. Lalu dia jawab oke.

"Ajak sekalian Ara kalau mau biar sekalian," kata saya ke dia. Ara, mahasiswi FISIP kampus negeri di Banten  yang kebetulan ada tugas magang di tempat saya bekerja. Saya merasa punya kepentingan harus mengenal dia karena sebagai penghubung tempat dia magang ingin memastikan anaknya. 

Paling tidak saya bisa meyakinkan bahwa nanti ketika magang akan baik - baik saja. Meski cuma satu bulan tapi karena ini menyangkut relationship dan anak orang maka saya harus memastikan profile dia.

Ara, Misbah dan saya ketika ngopi di Esthetic Cafe Kota Serang. Dok.Foto: Misbah


Sembari menunggu mereka saya Shalat Isya di mushola kafe yang lokasinya ada di bagian bawah. Usai shalat saya kembali ke tempat duduk dan saat naik tangga mereka datang. 

"Bang," kata Misbah kepada saya. Kami pun salaman dan mengambil posisi duduk untuk ngopi bareng. Sekira setengah jam kita ngopi datang orang yang janjian dan akhirnya kita ngobrol bareng meski tempat duduknya terpisah karena beda kepentingan.

Setelah bicara to the point kepada aktivis ini tentang apa yang mau dia sampaikan mereka pamitan, sementara saya, Ara dan Misbah melanjutkan ngopi sampai sekira jam 22.30 WIB.

Kita bertiga ngopi bareng sembari bincang -bincang dengan tema random. Karena obrolan random jadi temanya loncat loncat. Kadang ngobrolin soal kuliah, kehidupan, masa depan, pekerjaan dan mimpi mereka. Saya berusaha menyesuaikan jalur frekuensi dengan mereka agar obrolannya nyambung sehingga obrolan bisa dua arah.



Saya tanya ke mereka berdua tentang latarbelakang, khususnya Ara agar saya tahu profile dia sehingga menjadi refefensi saya untuk komunikasi dengan orang yang bertanggungjawab tempat yang akan dijdikan dia magang Ara selama satu bulan kedepan.

Kurang lebih tiga jam kita ngobrol dan saya sudah punya gambaran dia. Intinya dia bisa dipertanggungjawabkan untuk bisa dibantu.

Semoga apa yang didapatkan ada kebaikan dan memiliki manfaat. Selamat berjuang, semoga kelak saya bisa melihat kalian menjadi orang yang bisa dibanggakan khususnya untuk orangtua kalian berdua.

Terima kasih untuk kalian karena telah mengajarkan kepada saya tentang kehidupan. Bukan tentang kemewahan tapi kalian telah mengajarkan saya tentang masa lalu saya ketika dalam posisi seperti kalian.

Inilah Universitas Kehidupan dengan dosen beragam dan dosen malam ini adalah kalian berdua. Saya bilang ke mereka bahwa hidup terpenting adalah arah bukan kecepatan. Untuk apa cepat - cepat tapi arahnya tidak jelas. "Ga apa-apa pelan tapi yang penting arahnya jelas," kata saya ke mereka.


Eticha Cafe
Selasa 3 Juni 2025

Penulis,
Karnoto

0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close