Visualisasikan Mimpimu

 

Foto pribadi ketika healing ke Benteng Spelwijk di Kawasan Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten.

Kami berjalan menyusuri jalan tikus di Jakarta untuk bisa sampai ke tempat teman kami. Muter - muter dari jam tiga sore kami baru sampai ke tempat teman sekira jam tujuh malam.

Secara sains otak kita terbagi dua, yaitu otak kanan dan kiri. Salah satu mekanisme kerja otak kiri adalah menghafal, matematic sedangkan otak kanan imajiniatif. Idealnya kedua belahan otak ini bekerja seimbang, tapi pada faktanya ada yang dominan otak kiri dan ada juga yang dominan otak kanan.

Tapi saya tidak ingin membahas soal itu melainkan tentang bagaimana kerja otak kanan yaitu visualisasi dengan realita mimpi kita. Jadi, ketika kita punya mimpi atau cita-cita maka belajarlah memvisualisasikan mimpi itu sehingga otak kita bisa merekam secara jelas apa yang sebenarnya Anda impikan.

Terlihat sepele tapi aku sendiri sudah mempraktikan sejak kecil karena memang  dominan otak kanan maka aku optimalkan. Ceritanya dulu ditahun 1998, setahun sebelum saya lulus SMA pergi ke Jakarta.

Awalnya ingin berkunjung ke teman - teman SMP, SD yang sudah merantau duluan karena tidak sekolah. Ada yang jualan rokok, jadi karyawan, penjaga toko dan lainnya. Pergilah saya ke Jakarta dari kampung di Brebes, Jawa Tengah menuju Jakarta.

Kurang lebih delapan jam perjalanan menggunakan bus lewat jalur Pantura, melewati Cirebon, Indramayu, Cikampek, Bekasi dan Jakarta. Sesampai di Jakarta, tepatnya di Slipi, Palmerah tiba-tiba kita diturunkan dari bus kota.

Saya dan paman bingung dan berjalan kaki. Disinilah saya melihat dari jarak dekat peristiwa 1998 karena kami juga akhirnya melalui jembatan Semanggi dan melihat kepulan asap dari arah Grogol, depan kampus Trisakti.

Kami berjalan hingga ke Senayan pun sama ada hiruk pikuk, benar-benar kami bingung karena waktu itu tidak tahu soal situasi politik yang terjadi di era Presiden Soeharto.

Kami berjalan menyusuri jalan tikus di Jakarta untuk bisa sampai ke tempat teman kami. Muter - muter dari jam tiga sore kami baru sampai ke tempat teman sekira jam tujuh malam.

Aku baru tahu setelah nonton televisi bahwa itu kerusuhan 1998. Dari sini nih visualisasikan saya mulai bekerja setelah melihat mahasiswa dengan gagah menggunakan jaket almameter melakukan demonstrasi, orasi dengan heroik dan adu dorong dengan aparat polisi hingga berlarian dengan mengibarkan bendera merah putih.

"Wah, keren banget mahasiswa. Aku ingin seperti mereka memimpin aksi, orasi dan pandai berbicara di depan publik," gumam dalam hatiku. Sejak saat itu saya bertekad ingin kuliah dan menjadi mahasiswa, bukan karena ingin belajar ilmu awalnya tapi karena ingin menjadi pribadi heroik seperti mahasiswa yang saya lihat.

Sering saya membayangkan ketika menjadi mahasiswa, memakai jaket almamater dan orasi di atas mobil soundsystem sementara di bawah ratusan bahkan ribuan mahasiswa mendengarkan orasi saya.

Sampailah saya lulus SMA dan pertama yang aku kejar adalah kampus dan daftar kuliah. "Pokoknya saya harus kuliah dan menjadi seperti mahasiswa yang orasi dan memimpin demo," dalam hatiku.

Apa yang terjadi setelah aku kuliah, semua yang aku visualisasikan saat SMA terjadi semua meski dengan latarbelakang berbeda. Tapi terjadi, saya memimpin aksi, orasi di atas podium dengan ratusan mahasiswa mendengarkan orasi saya.

Belakangan aku baru tahu mereka mahasiswa yang dulu pernah aku lihat adalah aktivis dan aku pun menjadi aktivis. Dari sini perjalanan aktivisku dimulai, sibuk mondar mandir dari kampus satu ke kampus lain, diskusi dari forum satu ke forum lain.

Tidak hanya soal visualisasi menjadi mahasiswa, aku juga memvisualisasikan naik pesawat Garuda Indonesi dan terjadi. Begitu pun ketika memvisualisasikan bisa jalan-jalan gratis pulang dikasih ongkos juga terjadi. Dan banyak kenyataan yang saya alami bermula dari visualisasi, tentu saja ada faktor lain tapi ini menjadi modal kita melangkah sehingga selalu optimistis.

Dari sini pula aku mengenal berbagai macam pergerakan mahasiswa, mulai dari kanan mentok sampai kiri mentok. Jadi pesan yang ingin aku sampaikan adalah mulailah belajar memvisualisasikan mimpi dan cita-cita kalian.

Ini bukan khayalan tapi mimpi yang menjadi hasrat dan ambisi pribadi kita. Dan tahukah kalian? Bahwa alam semesta akan menangkap signal dari Anda. Alam tidak peduli signal yang Anda berikan apakah negatif atau positif, apakah benar atau salah. Alam semesta hanya akan menangkap apapun signal yang Anda keluarkan.

Ketika signal yang Anda keluarkan negatif maka alam semesta pun akan menangkap signal tersebut dan jadilah hal negatif. Sebaliknya, ketika Anda mengirimkan signal positif maka alam semesta akan menangkap signal itu dan jadilan Anda pribadi positif. Selamat Mencoba !


Penulis,
Karnoto

0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close