Breaking News

Efek Jokowi untuk Anies, Ganjar dan Ridwan Kamil


Inilah yang selama ini hilang di Jakarta maka trotoar ini bukan sekadar dimaknai fisik melainkan sarana interaksi sosial yang nyaman," kata Anies.


Salah satu energi yang ditularkan Jokowi adalah self confidence kepala daerah untuk menjadi seorang Presiden. Jokowilah yang memulainya soal itu. Sebelum Jokowi menjadi Presiden tidak ada kepala daerah yang bernyali untuk tanding di lapangan capres, tapi Jokowi membuktikan bisa menumbuhkan kepercayaan diri kepala daearh untuk partisipasi masuk gelanggang pilpres menjadi pemain utama.


Soal berhasil atau tidak, itu bagian lain. Tapi bahwa Jokowi menjadi inspirasi para kepala daerah untuk punya mimpi menjadi seorang Presiden harus kita akui itu.


Munculnya Ganjar, Anies dan Ridwan Kamil tidak bisa lepas dari keberhasilan Jokowi menjadi Presiden. Karirnya bermula dari Walikota Solo, Gubernur Jakarta dan sampai ke puncak menjadi seorang Presiden. 


Kini, tiga kepala daerah itu pun punya kepercayaan diri untuk masuk gelanggan Pilpres 2024. "Kalau Jokowi saja boleh dan berhasil, mengapa kita tidak," kira - kira begitu alasan imajinasi saya terhadap tiga orang itu.


Dari sisi personality, ketiganya menurut saya layak menjadi pemain.  ketiganya memiliki personality yang berkarakter dengan ciri khas masing - masing. Dari sisi public speaking ketiganya relatif baik meski dengan stylish yang berbeda.


Anies dengan gayanya yang filosofis, Ganjar dengan gaya Jawanya dan Ridwan Kamil dengan gaya khas Sundanya. Ketiga performance orang ini memang terkoneksi dengan daerah yang mereka pimpin.


Anies misalnya, sebagai kepala daerah kota metropolis, kota urban dan ibukota negara maka kompatible dengan stylishnya. Begitu pun Ganjar dan Ridwan Kamil mereka berdua juga pas dengan daerah yang mereka pimpin.


Hanya saja kalau dilihat dari aktivitas city branding, Anies memang unggul. Hal ini karena cara Anies membangun Jakarta dengan filosofis sejak awal. Saya contohkan beberapa diantaranya, pertama program revitalisasi trotoar.


Dalam sebuah acara Anies menjelaskan filosofi mengapa trotoar yang diperbaiki terlebih dahulu ketimbang angkutan kota. "Alat transportasi yang mayoritas orang memiliki, bukanlah sepeda, motor ataupun mobil melainkan kaki," kata Anies ketika menjelaskan mengapa ia membangun trotoar terlebih dahulu.


Artinya, perbaikan trotoar yang lebar, nyaman dan representatif dilakukan terlebih dahulu sehingga orang merasa nyaman berjalan kaki ditrotoar. 


Filosofi kedua yang disampaikan Anies adalah, dengan trotoar yang nyaman dan orang ramai berjalan kaki maka akan ada interaksi sosial, akan ada jembatan pengertian antar warga. 


"Inilah yang selama ini hilang di Jakarta maka trotoar ini bukan sekadar dimaknai fisik melainkan sarana interaksi sosial yang nyaman," kata Anies.


Begitupun saat ia menanam pepohonan disamping trotoar mengapa pohonya kecil - kecil. Ketika ditanyakan oleh Dahlan Iskan saat Anies diundang podcast di channel youtubenya, Anies menjelaskan alasan mengapa pohon kecil yang ditanami di pinggir trotoar.


"Jakarta itu berbeda dengan kota lainnya, di Jakarta banyak perkantoran perusahaan dan gedung gedung tinggi. Nah, ini tentu saja ketika orang berjalan di Jakarta mencari pengalaman, artinya bukan sekadar berjalan. 


Dengan pohon kecil maka mereka pejalan kaki atau yang melintasi akan memiliki pengalaman tersendiri saat melihat pohon yang dulu kecil menjadi besar," jelas Anies.


Dan semua project Anies selalu filosofis, mulai dari JPO, JIS, transportasi termasuk pemberian nama Jaklingko. Menurut saya Anies konsisten dengan tagline yang ia buat saat pencalonan, yaitu Maju Kotanya, Bahagia Warganya. Dan asal tahu, pekerjaan apapun yang dilandasi filosofi maka akan memiliki rasa yang berbeda, itulah yang terjadi pada Anies. saat memimpin Jakarta. 


Ini berbeda dengan Ganjar dan Ridwan Kamil, mereka berdua kurang berhasil dalam konteks city branding. Tapi kalau melihat dari geografis dan demografis saya bisa mengerti mengapa city branding Jawa Tengah dan Jawa Barat agak kesulitan. Karena memang dua provinsi itu memiliki kabupaten dan kota yang banyak dengan kondisi yang berbeda.


Ini berbeda dengan Jakarta, dimana tidak terlalu luas dan branchmark sebagai ibukota lebih memudahkan Anies untuk mengcreate city branding.


Salam,
Karnoto 
Link https://www.youtube.com/channel/UCz3GnDDWEW5oIm-1e_ropKg
Channel Youtube Anak Kampung
https://www.youtube.com/channel/UCEcVQm8zPsVlh_hSp5HGOsw

0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close