ANABERITA.COM, POLITIK - Adian Napitupulu, politisi PDI Perjuangan mengakui bahwa dirinya memasukan sejumlah orang menjadi komisaris dibeberapa perusahaan milik negara.
Hal itu ia sampaikan di podcast Akbar Faisal beberapa waktu lalu. Dalam tayangan tersebut Adian menilai hal tersebut wajar sebagai seorang politisi.
Loh, kita ini kan pejuang politik maka investasinya adalah orang. Sama halnya buat mereka pengusaha investasinya adalah modal. Sah - sah saja dong," kata Adian kepada Akbar Faisal.
Adian mengatakan bahwa dirinya tidak iri dengan orang - orang yang ia fasilitasi menjadi komisaris dan bergelimang harta. "Saya itu tuh bukan tipe orang yang iri. Makanya saya ga peduli mereka yang jadi komisaris kehidupannya lebih mewah dari saya," kata Adian.
Saat ditanya oleh Akbar berapa orang yang ia fasilitasi menjadi komisaris BUMN, Adian mengatakan terbuka bahwa ada seratusan orang bahkan lebih.
Akbar yang mendengarkan keterangan Adian pun sempat kaget dan mengkonfirmasi ulang soal jumlah tersebut dan dijawab Adian dengan tegas bahwa lebih dari seratusan orang.
Selain soal memfasilitasi rekannya menjadi komisaris BUMN, Adian juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah menolak pemberian uang dari Menteri BUMN Erick Tohir.
Diceritakan Adian, saat itu ia sedang dirawat di rumah sakit lalu didatangi utusan Erick dan mengatakan kepada Adian bahwa biaya rumah sakit perawatannya akan ditanggung Erick.
"Saya bilang waktu itu, 500 juta loh dan utusan Erick tersebut menyanggupi. Tapi saya akhirnya tidak menerima uang tersebut karena saya masih punya duit," kata Adian.
Menurut Adian, dari peristiwa itulah Erick merasa tersinggung. "Ya buat apa wong saya masih punya duit," kata Adian. Ia juga mengatakan bahwa seharusnya yang menjadi Menteri BUMN bukan Erick Tohir melainkan orang lain.
Sayangnya Adian tidak menjelaskan siapa yang sebenarnya ia jagokan untuk menjadi Menteri Erick Tohir. "Adalah, tapi ga bisa dong dibuka disini," kata Adian. (dbs)
0 Komentar