Sejatinya kita memang harus sering duduk bersama orang berkelas agar kita bisa naik kelas.
Pada dasarnya setiap orang punya keunikan masing-masing. Lalu mengapa ada orang yang bisa tumbuh dan berkembang ada sebagian tetap stay, diam di tempat meski sebenarnya punya potensi tersembunyi luar biasa.
Tapi potensi itu tidak pernah meletup sehingga potensi tersebut tidak berdampak luas untuk lingkungan. Ada beberapa penyebab, bisa karena lingkungan yang tidak compatible dengan potensinya, tidak punya arah jelas yang bisa menuntun dan mental block yang tidak mampu dicairkan sehingga membeku dalam dirinya.
Saya selalu katakan bahwa kita tidak bisa memilih dimana dilahirkan, orangtua seperti apa, kapan dan seperti apa? Karena itu adalah takdir. Tapi kita bisa memilih masa depan.
Terkadang potensi kita menjadi redup bahkan tidak menyala ketika kita membiarkan pikiran tumbuh dalam bayangan semu, tidak jelas dan ketika dikejar akan membuat kita kelelahan.
Sejatinya kita memang harus sering duduk bersama orang berkelas agar kita bisa naik kelas. Karena energi itu sifatnya menular. Jangan seperti anak elang yang dirawat ayam ketika tumbuh dewasa tidak mampu mengepakan sayapnya.
Bukan karena sayap elang, tapi karena tumbuh di lingkungan yang tidak memberikan support system untuk dia berkembang.
Ada sinyal alam yang datang tapi diabaikan sehingga sinyal itu memilih orang lain. Lalu tiba-tiba kita kaget mengapa orang itu bisa tumbuh padahal sebelumnya dia bukan siapa-siapa.
Karena pada hakikatnya alam semesta ini menangkap sinyal yang kita kirimkan. Tugas kita sebenarnya menselaraskan dengan alam. Tapi banyak orang justru memilih jalan berseberangan bahkan melawan alam sehingga pribadinya tidak tumbuh sebagaimana potensi yang dimiliki.
Ketajaman instingnya lemah sehingga tidak mampu menangkap sinyal alam. Wajar kalau kemudian tidak bisa tumbuh berkembang karena berputar-putar tak tentu arah sampai dirinya merasa kelelahan sendiri.
Heroismenya hanya bayang-bayang semu tak berujung, geraknya seperti baling-baling, keras, cepat tapi diam di tempat. Jika jalan ini yang kita pilih maka siap-siaplah menjadi pribadi yang tidak punya kemampuan berselancar dengan dinamika dan perubahan.
Merasa gagah tapi sebenarnya lemah, bukan lemah fisik tapi lemah ketajaman membaca sinyal alam yang dikirimkan karena ada mental block yang tidak mampu dicairkan sehingga membeku.
Hidup itu pilihan, dan tidak ada kebetulan dalam hidup yang ada kesengajaan Tuhan. Jangankan nasib manusia, sekedar daun jatuh pun terjadi atas skenario Tuhan bukan kebetulan.
Zaman terus bergerak maju, berubah tinggal pilihan kita apakah memilih generasi yang tergantikan atau generasi yang menggantikan generasi lama.
Karnoto

0 Komentar