Diajak suami tanpa diberitahu mau kemana dan membawa bayi, ternya dibawa ke suatu lembah yang tidak ada kehidupan, tak ada pohon, tak ada air dan tak ada manusia yang melintas di gurun pasir itu."Wahai Ibrahim, benarkah saya akan kamu tinggalkan di tempat seperti ini dengan anakmu yang masih bayi?" tanya Bunda Hajar kepada Nabi Ibrahim.
"Iya' jawab singkat Ibrahim yang sebetulnya tidak tega dan ingin menangis melihat istri dan anaknya Ismail yang masih bayi. "Apakah ini perintah Allah wahai Ibrahim?" tanya Hajar lagi.
"Iya" jawab Ibrahim.
Setelah mengetahui bahwa itu perintah Allah Bunda Hajar lantas menjadi sosok wanita tegar. "Kalau memang ini perintah Allah, saya ikhlas sekarang tinggalkan kami berdua karena Allah pasti menjaga kita" kata Hajar.Ibrahim pun meninggalkan Hajar dan Ismail kecil tanpa menoleh ke belakang karena kalau dia menoleh pasti dia akan menangis dan tidak tega.
Setelah Ibrahim tidak terlihat Bunda Hajar pun duduk bersama Ismail kecil. Mereka ditinggalkan sendirian tanpa persediaan. Di gurun pasir dataran rendah. Sampai sini coba Anda bayangkan peristiwa ini.Berhari - hari menahan lapar dan haus. Hajar bisa kuat menahan tapi Ismail kecil kemudian menangis dan Hajar tahu dia kehausan dan lapar.
Siti Hajar kemudian mencari air dan pertolongan dengan berlari-lari dari Bukit Shafa ke Marwah. Peristiwa inilah yang kemudian menjadi salah satu rukun haji.Hajar pun berdoa karena sudah tidak kuat lagi dan Allah perintahkan Malaikat Jibril untuk menghentakan kaki Ismail dan keluarlah yang sekarang kita sebut zam-zam, artinya kumpul - kumpul.
Betapa tegarnya Hajar menerima peristiwa dramatis itu. Asal tahu saja, Hajar merupakan istri kedua Ibrahim. Pernikahan Ibrahim dengan Hajar sebetulnya atas permintaan Sarah. Tapi namanya juga Hawa, Sarah kemudian cemburu terutama setelah Ismail lahir karena perhatian Ibrahim berkurang untuk dia. Tapi Bunda Hajar teruji sosok wanita tegar dan kisah Hajar ini sekaligus membantah bahwa menjadi istri kedua itu tidak antagonis. Hajar membuktikan kepribadiannya bahwa meski menjadi istri kedua dia tetap menjadi istri solehah dan tangguh.
Penulis,
Karnoto
0 Komentar