Breaking News

Dakwah Silent dan Bukit Shafa


Strategi ini cukup ampuh dalam berbagai momen politik, baik pemilihan legislatif maupun kepala daerah. Memang tidak semua yang kita ajak mengikuti, ada pula yang memilih jalan lain atau justru menjadi oposisi


Sebelum menyampaikan Islam secara terbuka, Nabi Muhammad SAW melakukan penyebaran Islam dengan cara silent. Siapa yang dia dekati untuk diajak menerima dan masuk Islam? Adalah mereka orang-orang terdekat Nabi Muhammad SAW, diantaranya Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib.

Mengapa Nabi Muhammad SAW melakukannya dengan silent dan mengapa yang diajak orang terdekatnya? Disini strategi Rasul yang kemudian dalam ilmu modern marketing kita kenal teori word of mouth, sebuah konsep rekomendasi dari seseorang yang kita percaya terhadap orang lain.

Mengapa kepada orang terdekat kita? Yang pasti adalah tidak membutuhkan energi besar, artinya kalau toh menolak risikonya tidak begitu besar dana secara cost juga lebih efektif dan efesien. Kedua, orang terdekat lebih mengenal Rasul sehingga potensi untuk percaya jauh lebih besar dibandingkan orang lain.

Dan fakta sejarah membenarkan hal tersebut, karena Abu Bakar dan Ali percaya dengan track record Rasul yang amanah, tidak pernah bohong dan berakhlak. Dalam istilah arab disebut Dakwah Fardiyah atau dakwah personal.

Disini stresing kita kali ini untuk ditarik dalam kehidupan modern yang sekarang kita jalani. Dalam politik, mengajak orang terdekat lebih ringan dan potensi untuk mengikuti lebih besar karena telah terbangun hubungan emosional.

Strategi ini cukup ampuh dalam berbagai momen politik, baik pemilihan legislatif maupun kepala daerah. Memang tidak semua yang kita ajak mengikuti, ada pula yang memilih jalan lain atau justru menjadi oposisi. Ini juga terjadi ketika Rasul dakwah, dimana Abu Jahal dan Abu Lahab adalah saudara Rasul tapi memilih menjadi oposisi.

Walaupun sebenarnya, alasan mereka yang sesungguhnya bukan pada persoalan kebenaran yang dibawa Rasul tetapi lebih kepada gengsi dan kekhawatiran kekuasaan dan pengaruhnya kalah oleh Rasul sedangkan dimata mereka Rasul baru anak kemarin sore. Jadi, mereka menolak ajaran Rasul bukan karena tidak percaya bahwa apa yang dibawa Rasul benar, tetapi lebih kepada aspek politik yaitu kekuasaan mereka yang merasa terancam.

Kembali kepada soal strategi word of mouth atau lingkaran terdekat kita. Cara ini juga dipakai oleh beberapa produk Unilever, dimana dalam komunikasi marketing melalui iklannya mereka tidak menggunakan artis ternama melainkan rekomended dari seseorang melalui iklan dalam bentuk cerita.

Nah, soal strategi iklan cerita ini juga menarik dan sudah ada dalam Islam. Mengapa kemudian 2/3 isi Quran itu isinya cerita, karena menurut psikologi manusia pada hakikatnya menyukai cerita. Makanya di Quran isinya ada cerita Nabi Adam Hawa, cerita Nabi Yusuf, cerita pasukan gajah, cerita Maryam dan cerita-cerita lainnnya.

Kekuatan cerita juga luar biasa efektif sehingga dipakai oleh sejumlah produk dalam komunikasi marketingnya, semisal Teh Sari Wangi. Produk ini jelas banget menggunakan strategi bercerita.

Bukit Shafa
Seiring berjalannya waktu, pengikut Rasul semakin banyak dan memutuskan untuk dilakukan dakwah secara terbuka, ekspansif. Dan tahukah Anda dimana Rasul kali pertama melakukan woro-woro atau pidato yang berisi seruan untuk masuk Islam.

Bukit Shafa berada di selatan Kabah, jaraknya kurang lebih 150 meter. Shafa juga menjadi jejak sejarah perjuangan Siti Hajar ketika mencari air untuk Nabi Ismail dan ini menjadi tempat ritual ibadah haji. 

Bukit Shafa juga tempat dimana Darul Arqam, sebuah tempat persembunyian atau markas besar Rasul dan sahabat ketika masih melakukan dakwah secara silent. Darul Arqam berada di bukit Shafa.

Rasul ingin mengambil spirit Shafa untuk mengawal perjalanan dakwahnya secara terbuka karena risiko yang akan dia hadapi akan jauh lebih berat dibandingkan dakwah silent. 

Spirit Shafa adalah kesabaran, keteguhan, keyakinan dan ketenangan. Ini tergambar pada peristiwa Bunda Hajar mencari air hingga tujuh kali bolak balik dari Shafa ke Marwah, sebuah perjuangan yang luar biasa membutuhkan kesabaran. Itulah mengapa Shafa dipilih oleh Rasul sebagai tempat mengawal dakwah terbuka mengingat risikonya jauh lebih berat daripada dakwah silent.

Dari peristiwa ini kita belajar bahwa Rasul tidak sekonyong-konyong dakwah, tapi memakai strategi meski bagi Allah sangat mudah untuk memudahkan perjuangan Rasul. Tapi ini menjadi inspirasi kita bahwa sekelas Rasul saja harus berpikir untuk strategi kemenangan, apalagi kita. Semoga Bermanfaat !


Penulis,
Karnoto

0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close