Kapan kita gagal dan kapan kita berhasil, tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Andaikan ada peta atau gambar grafis yang menjelaskan itu maka kita bisa mengatur sesuai dengan cara kita.
Sayangnya kita tidak tahu kapan kita berhasil atau sukses, kapan kita meninggal dunia, kapan kita menikah, kapan pergi dari circle yang selama ini kita bercanda dan bersama. Kapan kita gagal dan kapan kita berhasil,
tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Andaikan ada peta atau gambar grafis yang menjelaskan itu maka kita bisa mengatur sesuai dengan cara kita.
Disinilah Allah ingin menunjukkan kepada kita bahwa Dia itu Tuhan. Dia tahu masa depan kita, Dia tahu kapan kita gagal, berhasil, menikah dan Dia tahu apa yang akan terjadi dimasa mendatang.
"Aku adalah Tuhanmu, bukan yang lain" itu yang ingin Allah katakan kepada kita. Seandainya kita tahu semua itu mungkin mayoritas kita tidak lagi membutuhkan Tuhan. Dengan keterbatasan pengetahuan kita maka ketergantungan dengan Tuhan mutlak.
Itulah mengapa kita mengenal istilah takdir, sebuah kondisi dimana kita tidak berdaya dan hanya diberi satu pilihan yaitu menerima dengan ikhlas dan ridho atas semua yang ditakdirkan Tuhan.
Takdir adalah segala sesuatu yang telah terjadi sesuai apa yang Allah inginkan dan tidak bergantung apakah kita suka atau tidak, sakit atau senang.
Ikhlas menerima takdir kegagalan, lapang dada menerima takdir kehilangan termasuk syukur ketika takdir berwujud kebahagiaan dan keberhasilan.
Ketika takdir menghampiri kita maka itu menjadi hak veto Tuhan yang tidak bisa diinterupsi oleh siapapun termasuk malaikat sekalipun. Karena malaikat sendiri takdirnya Allah yang mengatur. Sekuat apapun kita berusaha dan menginginkan berhasil, tapi kalau dalam catatan takdir kita gagal maka pasti gagal.
Sebaliknya, selemah apapun kita ketika takdir Tuhan kita sukses maka pasti sukses atau bahagia. Lalu sampai mana batas kita sebagai manusia? Hanya sampai pada garis berusaha dan berdo'a, sementara urusan berhasil atau tidak itu menjadi hak prerogatif Tuhan.
Dia yang memutuskan, Dia yang ketok palu akhir tentang apa yang kita usahakan dan kita do'akan. Ketika kita berani masuk ke ruang khusus Tuhan maka hanya kesempitan dan kekecewaan yang didapatkan.
Kuasa kita tidak cukup untuk menjangkau ruang privasi Tuhan. Tangan kita tidak bisa menjangkau apa yang Tuhan putuskan. Dari pengetahun dasar ini kita sejatinya memang jangan menggantungkan hidup atau nasib kepada selain Allah. Sebab cuma Dia yang bisa menentukan nasib kita. Kita cuma ditugaskan berusaha dan berdoa sebagai upaya meyakinkan Tuhan agar keinginan kita dikabulkan.
Tapi kita juga mesti sadar ada ruang terakhir yang kita miliki yaitu tawakal. Tawakal artinya menerima setiap keputusan Allah meski tidak sesuai yang kita inginkan.
Meski punya hak veto nasib manusia, tapi Tuhan berjanji bahwa Dia akan memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Jaminan ini sebagai pegangan kita agar menerima dengan lapang dada, ikhlas dan ridho setiap takdir yang didatangkan Allah kepada kita.

0 Komentar