Breaking News

Berkoalisi dengan Rakyat, Branding Ala Demokrat


Partai politik sesungguhnya adalah sebuah produk, sebagus apa pun produk kalau tidak dikomunikasikan dengan baik dan sistematis maka produk tersebut akan tergeser oleh produk lain yang boleh jadi tidak sebagus produk tersebut. Begitu pun partai politik, meski keringat deras mengalir membangun brand partai tetapi kalau aktivasi brandingnya bermasalah maka akan kecil efeknya terhadap penguatan partai.

Harus diakui bahwa tidak sedikit politisi bahkan pengurus partai tidak paham soal konsep branding. Sebagian mengira kalau sudah memasang baliho, spanduk dianggapnya aktivasi branding selesai. Padahal bicara branding maka bicara proses, bicara proses itu artinya bicara waktu, bicara konistensi dan bicara maintenance.

Dalam teori branding, ada beberapa tools atau sarana yang bisa dipakai oleh sebuah produk untuk aktivasi branding, inilah yang disebut dengan konsep Integreated Marketing Communication (IMC). Untuk Anda yang pernah studi Ilmu Marketing Communication Advertising pasti familiar dengan teori ini.

IMC adalah konsep komunikasi marketing terpadu yang melibatkan semua tools komunikasi, mulai dari advertising, event, public relation, media planning. Tools ini harus saling terkait satu sama lain sehingga publik bisa melihat gambar secara utuh produk tersebut, dalam konteks ini adalah Partai Demokrat.

Dan kalau saya mengamati cara komunikasi Partai Demokrat dalam dua tahun terakhir memang ada perubahan yang signifikan, salah satunya adalah komunikasi melalui advertising, baik melalui flayer, banner, baliho, event maupun komunikasi visual.

Salah satu yang paling kentara dalah peran aktifnya Partai Demokrat dalam persoalan sosial yang menyelimuti Indonesia, diantaranya adalah pandemi Covid - 19. Partai Demokrat berperan aktif menurunkan kadernya untuk terlibat dalam aksi sosial, mulai dari penyemprotan disinfektan, pembagian masker bahkan terakhir pembagian sembako untuk mereka yang terdampak akibat lockdwon, yaitu kalangan grasroot.

Apa yang selama ini dilakukan Partai Demokrat itulah disebut aktivasi branding dan selaras dengan tagline yang sekarang sedang dibangun, yaitu Partai Demokrat Berkoalisi dengan Rakyat. Secara konsep teoriritis, apa yang dilakukan Partai Demokrat melalui aktivasi brandingnya selama ini sudah selaras.

Sering terjadi, antara brand partai dengan aktivasi tidak berjalan selaras sehingga menimbulkan gap yang cukup jauh dan ini pasti akan berdampak serius terhadap partai politik. Misalkan, ada partai yang memiliki brand Islami tetapi aktivasi brandingnya tidak mencerminkan brand partai tersebut, ada partai nasionalis tetapi aktivasi brandingnya tidak mencerminkan hal itu. Inilah yang disebut dalam teori Komunikasi Pemasaran disebut kekacauan iklan.

Dan sebenarnya kalau saya melihat sejak kepemimpinan SBY, Partai Demokrat merupakan partai yang menerapkan konsep branding. Hal itu terlihat jelas ketika SBY kampanye baik pada periode pertama maupun kedua. Mirip - mirip yang dilakukan oleh Barack Obama. Bahkan tagline pada periode kedua SBY sama persis dengan tagline Obama saat maju pada periode kedua. Ketika itu Obama menggunakan tagline "Foward"dan SBY memakai kata "Lanjutkan", dua kata yang artinya sama.

Kalau saya melihat hampir semua tools SBY ketika itu memakai teori branding, mulai dari komunikasi visual, desain panggung, public relationnya maupun media planningnya. Dan ini memudahkan sebenarnya untuk kepengurusan sekarang karena tinggal melakukan maintenance yang disesuaikan dengan situasi sekarang ini.

Memang harus diakui paling berat itu maintenance brand, apalagi untuk sebuah partai politik yang dinamikanya cukup kencang dan terkadang tidak pernah diperkirakan sebelumnya.

Asosiasi Partai Demokrat adalah SBY kini secara perlahan pun mulai menjelma pada sosok AHY, terutama pasca kudeta pimpinan partai beberapa waktu lalu. Satu sisi itu dinamika yang menguras energi, tetapi sisi lain itu menjadi semacam laboratorium bagi AHY untuk menguji kemampuan leadershipnya. Dan AHY bisa membuktikan kemampuan leadershipnya dengan memenangkan "pertempuran" perdana tersebut.

Dalam konteks sekarang Partai Demokrat mencoba menguatkan brand partai yang akan berkoalisi dengan rakyat. Secara emosi tagline ini cukup menggigit, tetapi tantangannya adalah pada konsistensi Partai Demokrat kedepan terkait kedekatannya bersama rakyat, kemampuannya menjaga perasaan rakyat dan terakhir bagaimana meyakinkan rakyat bahwa Partai Demokrat serius berkoalisi dengan rakyat.

Apa yang dilakukan selama ini relatif on the track tinggal kedepan adalah maintenance dan melakukan aktivasi branding yang sifatnya reminder dan persuasif agar rakyat kokoh keyakinannya bersama Partai Demokrat. Jika ini berhasil maka saya perkirakan Partai Demokrat akan leading pada Pemilu 2024. 

Penulis,
Karnoto
Website Personal
Artikel ini merupakan untuk kepentingan Lomba Menulis yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat.


0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close